Penemuan batu jenis Tanzanite di Tanzania oleh penambang berskala kecil pernah bikin heboh. Lantas penemuan batu tersebut membuat penemunya mendadak menjadi kaya. Nah, bagaimana batu tersebut ditemukan, dan siapa penemunya? Simak cerita lengkapnya dibawah ini.
Batu Tanzanite pernah ditemukan di kaki Gunung Kilimanjaro, tepatnya di utara Bukit Mirerani, Manyara Juni tahun lalu oleh Saniniu Kuryan Laizer, 52 tahun. Dia memperoleh batu Tanzanite itu seberat 9,27 dan 5,1 kg.
Oleh Laizer batu itu dijual kepada pemerintah pada Rabu (24/6/2020). Ternyata, nilainya bikin geleng-geleng kepala, karena diharga senilai 7,7 miliar Tanzania atau sekitar USD 3,3 juta. Jika di rupiahkan, mungkin nominalnya mencapai Rp 42 miliar kurs saat itu.
Batu Tanzanite tersebut memang spesial. Dikutip dari laman Gemological Institute of America (GIA) Jumat (26/6/2020), lembaga yang berfokus pada penelitian bebatuan, batu itu ditemukan hanya di satu tempat di bumi, yakni Tanzania.
Ya, batu mulia tanzanite cuma ada di Tanzania. Berdasarkan penelitian, pada jutaan tahun yang lalu, peristiwa tektonal Gunung Kilimanjaro, yang merupakan gunung tertinggi di Afrika, adalah sumber dari kristal zoisite yang berada di bawah tanah.
Tanzanite jewel rydesigns menyebut tambang di Mirerani merupakan yang terbesar dan paling produktif dari semua jenis tambang permata di negara ini. Tambang tersebut tidak hanya menghasilkan zoisit biru halus (tanzanite), mereka juga menghasilkan zoisit berwarna merah muda, kuning, dan hijau serta sejumlah mineral lain termasuk krom diopside, garnet tsavorite, apatit biru, tremolit hijau, dan axinite.
Di antara batuan tersebut, bentuk mint hijau dari garnet grossularite yang dikenal sebagai “merilani mint garnet” yang menjadi primadona para kolektor batu permata.
Mitos lain menyebutkan jika batu permata di area tersebut berawal dari kilat yang menyambar padang rumput dan membakarnya. Nah, panas itulah yang mengubah kristal zoisit coklat di permukaan menjadi biru.
Cerita lainnya menyebutkan jika Suku Maasai merupakan sebagai penemu batu Tanzanite pertama kalinya. Mereka menggunakannya sebagai jimat yang dipercaya bisa membawa kesehatan dan umur yang panjang.
Tapi, apresiasi diberikan kepada penjahit lokal bernama Manuel de Sousa. Dia dianggap sebagai penemu tanzanite pada 1967. Padahal, Manuel bisa menemukan tanzanite itu setelah mendapatkan informasi dari para penggembala Suku Maasai. dan ia mempertaruhkan klaim penambangan pertama pada tahun 1967.
Meskipun Manuel de Sousa sering mendapat pujian atas penemuan Tanzanite pada tahun 1967, dalam catatan Survei Permata Amerika Serikat mencatat sudah ada daftar identifikasi batu biru kristal zoisit oleh Dr. William Pecora pada tahun 1959.
Pada 1970-an, Henry Platt, cucu dari Louis Comfort Tiffany, ritel perhiasan dan barang-barang antik Amerika Serikat, jatuh cinta pada Tanzanite. Dia optimistis batu tersebut memiliki prospek besar di pasar gemstone dunia.
Platt pun mengubah nama batu mulia itu dengan Tanzanite yang waktu itu masih disebut ziosite. Tujuannya, agar batu itu makin identik dengan negara asalnya Tanzania. Platt kemudian mengklaim Tanzanite sebagai batu permata biru terindah yang ditemukan dalam sejarah 2000 tahun sebelumnya.
Nah, mungkin anda tertarik dengan keindahan batu Tanzanite ini? Jika ia, anda bisa mencarinya di berbagai toko batu permata, seperti di Indonesia adalah Permata Star, yang merupakan salah satu perusahaan penjualan batu permata asli ternama dan terbaik saat ini.